Monday, October 25, 2010
Wonderful Monday
Thursday, September 30, 2010
Positive Thinking For First Aid
Berfikir Positif bagi saya pribadi adalah :
Air bag yang melindungi saya dari sakit hati.
Rem yang menghentikan saya dari salah tuduh.
Perekat silaturahmi pertemanan dan persaudaraan.
Bahan bakar untuk tetap bergembira ria hip hip hura.
Sayap untuk terbang dan melihat dari ketinggian
Keberanian untuk mengutarakan pendapat
Kaca mata indah untuk melihat dunia
Mesin penghasil ide segar
Syukuran Buat Tuhan
SMS Lebaran Buat 2011
Ini plesetan sms yang kukirim buat jawab2in sms selama lebaran 2010 kemaren.
siapa tau bisa jadi inspirasi SMS lebaran 2011 hehehe
1.
Sebelum Mandi
Sebelum Gosok Gigi
Sebelum Cuci Muka
Sebelum Keramas
Yuks Bersihkat Hati
Di hari suci nan fitri
Minal Aidzin Wal Fa Idzin yaa
2.
Yang enak itu gule
Yang dingin itu es
Yang asin itu emping
Yang seger itu tape
Hehehe lebaran yak
3.
Gula Mateng
Pertanda Lebaran
Maapin Yak
4.
Bila Perut Terasa Kenyang
Bila Gulai Terasa Enak
Bila Sirup Terasa Segar
Berarti Lebaran
Maap-maapan yak
5.
Cinta itu masih ada
Dan gule itu masih se panci
Jadi lebaran banget
6.
Slamaat Nggule
Slamaat Ngopor
Slamat Ngupat
Iki ambu2 bakdan
Met lebaran yooo
7.
Saat kau matang
Kau beri kenikmatan
Dan saat kau nikmat
Aroma mu menyeruak
Oh gulai ku selezat maapmu
8.
Gulai Lezat nikmat beraroma
Jadi pertanda hari raya
Ketupat hadir pengganti nasi
Lebaran banget yaaaa
Maap2an yak
9.
Iyaa kadang terselip janur dalam kupat.
Tergigit lengkuas dalam gule
Tertelan sendok dalam lahap
Hehehehe
Seru-seruan lebaran ya maap2an
10.
Dengan mengucap bismillahirahmannirahim
Kita ikhlasken semua salah kita dengan tunai
Sah sah sah
11.
Gule Kambing tlah direbus
Saat aroma menyeruak
Tiada disangkal ini lebaran
Hehehe maap2an yak
12.
Dibatas nikmat dalam kenyang
Tertawan aroma gulai
Hatipun mengucap lirih
Alhamd ini lebaran
Saatnya maap2an yaaa
13.
Yeaaah with the power of
2 plate of opor
4 plate of gulai
4 piece of ketupat
I just wanna say
Please forgive me
14.
Dalam lezat gule kambing
Dalam kupat yang tersiram kuahnya
Tersirat sebersit maap dalam kenyang
Met lebaran mohon maap lahir batin
Sunday, September 26, 2010
Mati Bosen Sampe Mo Masuk Angin
Wiken di kost sendirian, anak-anak kost pada gak tau kemana… Kompas sabtu dah dibaca abis, laptop over heated (secara kamar bebas Freon) mandi sore trus shalat Ashar…terlintas buat tidur tapi hasrat bikin-bikin gak penting makin menggila. Ahirnya kuberjalan sendirian melintasi tepian taman rawa pening nan hijau… sesekali menyapa tukang ojeg yang terduduk ceria menunggu pengojeg lah…masa pembeli emang dia tukang ojeg apaan Jhehehe
Nah beberapa saat melangkah, eh kok ada Galeri Lukisan di Bendhil….setelah melihat lebih dekat ternyata bener Smarta Gallery. Yo wis nyoba masuk buat liat-liat pameran “The Quick Brown Fox Jumps Over Under The Lazy Dog” buat para pecinta coreldraw pasti langsung ngeh kalo ini pameran Typografi. Dari kacamata copywriter, typografi yang dipajang di sini “art base” banget, dimana typografi divisualkan sedemikian rupa sampai bisa memberi makna lebih dari sekedar makna dari angka/huruf.
Seperti “three step of life” di sini angka 3 dimaknai lebih dari sekedar symbol untuk kesatuan benda yang berjumlah tiga, tetapi menjadi tiga tahapan dari hidup yang menceritakan hidup seseorang dari berangkat sekolah di ujung atas, lulus, kuliah, menikah hingga dikubur di ujung bawah.
Serunya lagi waktu ketemu foundernya ada pandu dan rio. Rio yang banyak ngobrol kalo konsep awal galeri ini memang ingin difungsikan sebagai ruang publik seperti common room (bandung), ruang rupa (Jakarta) atau kedai kebun (jogja) dimana setiap orang bebas datang untuk berkumpul dan berdiskusi di sini.
Seru nih dapet tempat buat berwacana, jadi mari kita berwacana dan bergembira…hip hip horrayJ
Thursday, March 18, 2010
Ripel
Wednesday, March 17, 2010
Rumah Warujayeng
Friday, February 05, 2010
Rumah Dara
Sembilah puluh menit menahan nafas bersama gergaji mesin yang berputar menyeringai memamerkan geriginya yang tajam untuk memuncratkan cairan merah segar. Alunan mendayu keroncong yang mengiringi setiap teror membungkam erangan kesakitan saat pisau-pisau tajam mulai menyayat kulit dan sedikit demi sedikit mengupas daging segar hingga cairan merahnya mengalir perlahan.
Tusuk konde hitam tajam berbahan logam dengan ujung yang membentuk lingkaran tampak anggun menjaga gulungan rambut Dara. Rambut yang hitam itu tiba-tiba tergerai seiring dengan cairan merah yang kembali membasahi lantai. Ujung tajam logam hitam itu mulai menyentuh kulit dan terus menusuk daging segar, begitu jelas dengan warna merah kehitaman saat logam itu berputar menyayat luka yang lebih lebar.
Thursday, February 04, 2010
Los Brengos
Semut beriring yang melintas di antara bibir atas dan hidung kami kini mulai bergerak acak, barisan yang rapi itu perlahan mulai chaos seiring dengan penambahan massa yang berkali-kali lipat. Kondisi ekstrim tetap dimiliki Rully, melingkar panjang di sudut kanan dan kiri, kedua aku dengan ketebalan di bagian tengah lalu wawan walaupun jarang namun tampak sedang chaos sekali. Kami pun membahas kenyamanan dalam merawat peternakan semut ini, satu tips yang diwejangkan Rully pada kami adalah jangan melirik kerok jenggot di super market. Tips ini cenderung manjur untuk menguatkan tekad dan kami pun segera merapatkan barisan serta menyatukan langkah demi Los Brengos.
Sebuah identitas counter culture terhadap metroseksual yang sedang mendominasi belantika dandanan pria. Kami mengadopsinya dari penjual tesate dengan gaya kumis legendarisnya itu. Menebal di tengah dan melingkar di bagian tepinya. Menjadi trend setter bukan hal mudah, selalu dibutuhkan upaya berkali-kali lipat untuk menjadi pioneer.
Kami berkumpul malam ini di warung makan yang memiliki nama mirip toko besi. Indah Jaya, sebuah brand name gaya sansakerta untuk mengkomunikasikan obsesi sang pemilik merek. Perbincangan mulai berlangsung seru saat membahas belantika di kancah perkumisan beserta ide-ide yang tercetus dari photo session, bikin t-shirt hingga membuat group di facebook.
Rembug poro brengoser ini berakhir tepat di jam 9 saat rully menyadari semakin menipisnya persediaan angkot menuju rusun. Kami pun kembali ke peraduan masing-masing dengan wajah bersahaja, gemah ripah wibawa mukti.
Wednesday, February 03, 2010
Pensil Terbang
Gang Pancasila kulalui dengan vespa merahku, gang sempit yang hanya bisa dilalui dua motor ini membelah hunian padat penduduk di Gondomanan. Aku terus menyusuri ke arah kali Code, hingga menemui studio seni yang damai diantara hiruk pikuk Yogyakarta, berwarna mencolok dengan perpaduan desain arsitektural Bali dan Jawa.
Seorang sahabat yang selalu memiliki antusias untuk bermain tinggal di sini. Sapaannya yang ramah selalu menyambutku untuk mulai berdiskusi panjang. Biasanya dengan ditemani segelas teh hangat kami mulai bercerita tentang karya, saat sebuah ide muncul memicu hasrat serta semangat untuk bermain, mewujudkan fantasi imajiner yang terus melayang di kepala. Setiap detil bentuk terus bermunculan seiring dengan tangan yang mulai membuat cetakan lilin. Paduan bentuk minimalis dengan komposisi warna es krim batang rasa buah berisi kerang-kerang cantik menjadi hasil kerja seni yang mendominasi tempat itu.
Mas Andi masih mirip Pak Sumbo kah?
Dikunjungi Jogja
Matur suwun sampun dugi dateng Double Tape
PPD
Dipicu rocknroll sangat cadas di telingaku.
Pemakzulan
makzul v berhenti memegang jabatan; turun takhta;
memakzulkan v 1 menurunkan dr takhta; memberhentikan dr jabatan; 2 meletakkan jabatannya (sendiri) sbg raja; berhenti sbg raja;
pemakzulan n proses, cara, perbuatan memakzulkan
Sekedar penasaran membaca beberapa headline berita banyak menggunakan kata ini, nah secara definisi pemakzulan ini secara bebas bisa disinonimkan dengan kudeta. Hmmm indahnya keragaman bahasa Indonesia mulai dapat kurasakan, tentu pemakzulan secara rasa berbeda dengan kudeta. Pemakzulan terasa lebih halus dan lebih sopan.
Tuesday, February 02, 2010
Mall Ambassador
Petualangan ini diawali dengan bantuan Pak Amat yang rela mengantarku dengan motornya ke Mall Ambassador. Kelihaian Pak Amat dalam menembus kemacetan Jakarta di saat jam pulang kantor memang tidak diragukan lagi, namun membawa penumpang dengan kaki panjang sama sekali tidak diperhitungkannya. Jadi mataku dipaksa awas untuk mengamati setiap manuvernya dalam menyelip-nyelip. Entah sudah berapa kali dengkulku hampir menghajar mobil, motor atau pengendaranya. Sesampainya di sana tidak terlalu menarik…yeaaaah just the ordinary mall.
Sunday, January 31, 2010
Metromini Pit Stop
Erangannya yang menggelegar bersahutan seolah tak sabar untuk segera berlari di lintasan ruas-ruas kemacetan Ibu Kota. Saat ini merupakan angka merah terakhir di bulan pertama 2010, tanggal merah adalah hari berjalan-jalan bagi semua pekerja yang berarti para kernet akan sibuk bekerja ekstra mengundang penumpang dengan berteriak-teriak lebih kencang dari teriakan kernet lain, jeritan klakson yang melengking panjang serta alunan dangdut treble version dari penjual mp3 dan vcd bajakan. Semuanya berlomba untuk menonjol agar penumpang penuh dan metromini pun akan segera mengambil ancang-ancang untuk melesat. Berlari sesegera mungkin mengantarkan para penumpang ketujuannya dan kembali ke Pit Stop untuk mengangkut penumpang berikutnya. Mobilisasi pekerja kelas menengah ini memang cukup menggiurkan, dengan posisi di bagian bawah segitiga Muslow ditambah keluarga mereka menjadi jumlah yang menjadi alasan para metromini untuk meningkatkan jumlah lap yang dapat diraih dalam satu hari.
Saturday, January 30, 2010
Al Quran
Ku paksa mataku untuk bergerak melawan arah baca yang diajarkan di sekolah, sebaris huruf yang saling sambung menyambung ku eja satu persatu dengan panduan garis lurus di atas dan di bawah, tanda mirip koma besar di atas hingga tanda yang kata guru ngajiku seperti sisir di atas. Huruf-hurufnya pun unik, berbeda dengan yang diajarkan di sekolah. Memang sih beberapa ada yang sama dengan diajarkan di pelajaran Bahasa Indonesia, tapi bunyinya berbeda. Proses membacanyapun bertahap dimulai dari huruf-huruf yang berbaris tiga-tiga dengan tanda berbeda-beda , lalu tiga huruf disambung menjadi sebuah kata, lalu kata-kata tadi dirangkai menjadi sebuah kalimat. Hmmm cantik sekali karakter arab yang kuat tersaji dari huruf-hurufnya yang unik, lebih merdu lagi jika guru ngajiku yang melantunkan. Seolah angin surga mendinginkan suasana dan meredakan suara gaduh kawan-kawanku yang saling bercanda. Berbagai metoda belajarnya pun telah kukhatamkan dari juz`ama hingga Iqra dan hingga saat ini aku mulai lancar membaca Al-Quran walau dengan menghajar pakem tajwid yang berlaku.
Friday, January 29, 2010
Bukan “nanti gimana?” hajar ajah “gimana nanti!”
Bismillahirahmanirahim, segera wujudkan mimpimu. Jangan terlalu banyak bertanya “nanti gimana?”, Allah akan meridhai niat baik mu dengan limpahan rezeki. Tetap semangat, positif dan bersyukur.
-inspired by rurry true story-
Metromini Race
Kompetisi harian ini juga menyisakan kekalahan, malam ini di sisi pembatas jalan yang porak poranda, aku melihat satu dari mereka yang tengah berhenti terengah-engah. Terdiam meratapi nasib keluar dari kompetisi, meratapi waktu dan sisa tenaga yang sebetulnya masih dapat dimaksimalkan untuk meraih kesempatan menjadi juara. Sebuah mobil Derek kulihat tengah menancapkan rantai dan kaitnya, menuntunnya memperoleh pengobatan tradisional yang sudah cukup lama dikenal mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, ketok magic.
Besar Pasak Daripada Tiang
Gelap malam menjadi gemerlap oleh warna-warni lampu pertokoan di sepanjang pasar bendhil. Aku dan ke dua kawanku menikmati hiruk pikuk pekerja kasar Jakarta yang sibuk membelanjakan upah mingguan yang baru didapat tadi sore. Demo ketajaman pisau dalam mengiris berbagai jenis sayuran menjadi perhatian pengunjung. Namun mataku tertuju pada pedagang jam yang menggelar berbagai merek jam tangan, harga yang ditawarkan pun woaaw. Bayangkan untuk jam dengan model jarum sederhana merek Swiss Army, Rado, Guess tanpa penunjuk tanggal dan bulan setelah ku tawar bisa kutebus dengan harga seporsi nasi goreng Solaria.
Seaat kemudian Swiss Army Nasi Goreng ini pun sudah bertengger di tangan kiriku, mulai menjadi Gadget yang menemani detik demi detik kehidupanku. Aku mulai senang menandai waktu dengan melihat ke kiri bawah. Ooo aku biasanya sudah mulai ngantuk jam segini..Ooo aku mulai kangen pacarku jam segitu..dan Ooo seterusnya. Esok paginya Ooo itu pun berlanjut Ooo aku bangun pagi jam… kok jam 3 pagi cahaya jendela terang banget, kuperiksa jarum yang paling tipis kok tidak bergeming. Kucoba menarik tuasnya dan mencocokkan waktu dengan ponsel ku dan tetap tidak bergeming, kucoba goyang-goyang namun tetap saja mati hehehehe hipotesis pertamaku “Ketiadaan energy yang bersumber dari batre yang kosong akan menyebabkan jam tidak beroprasi”
Untuk membuktikan hipotesisku, aku pun segera meluncur ke kios jam di Plangi. Benar rupanya tanda-tanda kehidupan mulai berdetak saat suplai energy dari batre baru disuntikkan kedalamnya. Dengan wajah berbinar aku pun menanyakan ongkos ganti dan harga batre dan sesaat aku terperangah sambil membayar harga seporsi nasi goreng Solaria ditambah segelas orange juice ke pemilik kios jam.
Thursday, January 28, 2010
Sahabat
Ia mencoba menahan, namun mendungnya malah semakin hitam. Kalau saja ia tidak menumpahnya mungkin air mata akan segera mengalir deras dari matanya.
Wednesday, January 27, 2010
kemepul teh sore
Warna merah kecoklatan tersaji hangat dengan aroma wangi perkebunan kemuning nan segar. Menyeruak dari gelas bening hingga seketika kinerja otak berfantasi menyusuri lereng pegunungan hijau, Wangi ini terus menggoda hidung untuk mengkoordinasikan tangan dan mulut, saat berikutnya adalah rabaan hangat yang menjulur dari tangan lalu mulai membasahi lidah. Mengecapkan manis dan pahit getir dalam hangat yang kembali menjalar menuju tenggorokan hingga terasa merata di dalam perut. Suara air teh yang diseruput perlahan oleh bibir itu masih saja terngiang seiring dengan sisa hangat di bibir. Kali ini kan kupastikan hangat yang sama kembali ku kecap, hembusan udara lembut ditiupkan mulut merebakkan aroma dingin pegunungan ke hidung. Ritual berikutnya kembali terulang, manis dan pahit getir itu kembali membasahi tenggorokan dan menyisakan sensasi getir menggetarkan lidah untuk beberapa menit. Aku kembali mengulang hingga rasa getir semakin terasa kuat seiring dengan ampas teh yang mulai tampak mendominasi isi gelas.