Realitas kehidupan sehari-hari dengan akulturasi budaya dan konstruksi budaya yang dipengaruhi trend global kini mulai menjadi isu santer. Tanpa malu-malu kritik terhadap anggapan bahwa budaya Negara maju lebih baik kembali kita tertawai bersama dalam Otomatis Romantis. Olahan cerita dengan humor satir khas metropolitan dihidangkan disini dengan realistis. Sebuah fenomena tragis yang disajikan pada cerita ini terdapat pada tokoh sentral yaitu nadia. Sebagai seorang pimred majalah wanita yang gagal mempraktekkan tips dari majalahnya sendiri. Metode menyadur dan hanya mengalih bahasakan materi redaksional majalah dari negara maju menjadi metode yang diaplikasikan pada majalah milik nadia, hal ini sebenarnya jelas terlihat dalam majalah-majalah yang kita temui sehari-hari seperti The Rolling Stones, Playboy Indonesia, FHM dan Cosmopolitan. Majalah-majalah ini banyak menyajikan tips dan trik yang bukan kita, massa kembali disuguhi trend internasional yang jauh dari mereka. Menganggap semua orang menyukai gaya hidup barat.
Dalam realitasnya Nadia juga bagian dari budaya orang tuanya, jawa. Meski pola pikirnya telah mulai terbuka bagi gerakan feminisme. Melajang sampai tua kembali menjadi konflik dalam tubuhnya, batas waktu untuk menikah dari orang tuanya mendekatkannya pada sosok Bambang yang sederhana dan memahami masyarakat sekitarnya. Permasalahan sosial seperti hamil di luar nikah, perjudian, kemiskinan menjadikan kesederhanaan pola pikirnya sebagai sosok orang yang memahami masyarakatnya.
Film komedi keren buat yang pingin mentertawai hidup kita
