http://www.blogger.com/html?blogID=18866661 Edit HTML eruan: Viral Buat Jalur Gaza

Wednesday, January 07, 2009

Viral Buat Jalur Gaza

Fakta penyerangan Israel ke Jalur Gaza telah menjadi headline media yang mengawali sejarah kelam di 2009 ini. Kekerasan yang menyebabkan 400 korban meninggal dan ribuan lainnya luka-luka banyak diderita oleh umat muslim Palestina.

Efek pemberitaan yang selalu diperbarui setiap saat oleh media, mampu membelalakan mata dunia. Seluruh manusia dari berbagai belahan dunia memberikan reaksi beragam. Mulai dari aksi simpati terhadap korban yang setiap detik berjatuhan hingga kecaman keras atas semua pelaku kekerasan.

Beragam pesan pun diteriakan oleh berbagai pihak. Tidak hanya dari umat muslim, Kaum Kiri dari Partai Komunis India pun memberi kecamannya terhadap pelaku kekerasan. Aktifis perdamaian Nepal dengan lantang meneriakan pesan perdamaian di Kedubes Nepal, selain itu, aktifis perdamaian Meksiko pun menggelar demonstrasi dan aksi teatrikal untuk meneriakan pesan perdamaian.

Beberapa aksi massa diatas merupakan contoh kecil reaksi konvensional yang muncul dipermukaan dan terliput oleh media. Dibalik itu ada gelombang reaksi yang lebih besar dan bergerilya secara personal melalui telepon seluler pribadi. Gelombang reaksi bawah tanah ini pun memiliki ragam yang sama dari aksi simpatik, kecaman, dukungan moral dan spiritual hingga lebih nyata lagi adalah bantuan materil yang disumbangkan melalui telepon selular secara personal.

Aksi secara personal ini memiliki pemicu yang sama yaitu pemberitaan media. Sesaat setelah berita kekerasan diterima melalui situs berita di internet, berita di koran, radio atau televisi. Otak akan mencerna dan kemudian memberikan respon untuk bertindak, kepekaan setiap orang turut mempengaruhi ragam reaksi yang diberikan. Bagi seorang yang religius ia akan berdoa dan mengajak beberapa teman dekat berdoa bersama bagi keselamatan dan perdamaian disana. Bagi seorang aktivis perdamaian ia akan menyerukan perdamaian dengan aksi simpati seperti bersama menggunakan kaos putih selama seminggu sebagai simbol perdamaian. Aksi simpati ini akan disampaikan pada teman-teman dekatnya. Menarik untuk dicermati bahasa non verbal pada aksi simpati ini dapat disimbolkan pada benda-benda pribadi yang dapat digunakan secara personal dimanapun namun menyampaikan pesan yang sama. Seperti kaos putih sebagai simbol perdamaian, sorban merah pun mampu menyimbolkan perlawanan bagi umat muslim yang tertindas. Semangat yang dikobarkan oleh aksi simpati ini secara langsung memang terhalang ruang dan waktu, namun semangatnya mampu mengispirasi dan membakar orang-orang yang berada disekitarnya.

Aksi lebih nyata adalah bantuan secara materil yang dapat disalurkan melalui sms melalui telepon seluler seperti SMS yang saya terima berikut

” Assalamualaikum, Mari membantu saudara kita di Gaza.

Ketik MERC PEDULI sms ke 7505 infaq Rp. 5000 / sms.

Semoga Allah memudahkan urusan ke muslimin. Amin.

Mohon dibantu untuk menyebarkannya”

Pesan sms ini saya terima dari teman dekat, ia hanya merekomendasikan ke beberapa teman dekat. Sebagai penerima saya pun menerimanya sebagai pesan penting yang saya rekomendasikan lagi ke beberapa teman dekat saya. Proses merekomendasikan ini menjadi poin penting pada penyebaran pesan ini, karena terdapat seleksi bagi orang-orang yang akan menerima. Proses penyebaran pesan seperti ini lah yang disebut dengan Viral. Viral berasal dari kata virus karena memiliki pola penyebaran yang menjangkiti tanpa bisa dihentikan, hingga orang yang terjangkiti memutuskan untuk menghentikan penyebarannya dengan minum obat. Analogi yang sama menjadi ciri khas penyebaran pesan melalui viral, dimana sebuah pesan akan terus menjangkiti selama orang yang menerima merasa bahwa pesan ini penting dan perlu direkomendasikan.

Dalam ilmu komunikasi, Pola ini disebut alur komunikasi satu tahap atau bullet theory atau pola jarum hypedermis berikut skemanya.


Sumber atau pengirim pesan disebut opinion leader yaitu orang yang mendapatkan informasi dan dianggap lebih memahami pesan.

Audiens atau penerima pesan disebut follower yaitu orang yang menerima rekomendasi.

Penyampaian disimbolkan dengan sebuah jarum yang menyuntikan pesan kepada audiens secara personal, karena setiap audiens diasumsikan tidak saling berhubungan dan mereka sangat mempercayai rekomendasi yang diberikan oleh opinion leader.

Dalam proses penyebaran viral ini, setiap follower yang merasa bahwa pesan aksi simpatik atau bantuan yang ia terima adalah penting. Ia akan melakukannya dan menjadi opinion leader untuk merekomendasikan kembali pada orang-orang disekitarnya.

Pola komunikasi antar personal ini menjadi lebih efektif jika dibandingkan komunikasi massa. Karena karakter isu yang disampaikan sensitif terhadap sikap politik dan kepercayaan personal. Untuk itu pesan ini akan mudah tersebar jika karakter pesan sesuai dengan karakter sikap politik dan kepercayaan audiens yang menerimanya.

Fenomena viral memungkinkan setiap orang untuk menyampaikan sikap secara personal. Fenomena ini mematahkan dominasi pemerintah dan lembaga-lembaga yang membawahi sebuah komunitas seperti OKI, sebagai lembaga yang didelegasikan oleh masyarakat untuk menyampaikan reaksi sikap mereka. Maka jika aksi demonstrasi mendesak pemerintah atau OKI untuk menghentikan aksi penyerangan Israel tidak digubris dan tidak menimbulkan reaksi apa-apa karena berbagai macam pertimbangan mereka sebagai lembaga internasional. Viral dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menggalang kekuatan massa melalui gerilya personal. Terutama jika kita menyadari bahwa dengan berkembangnya teknologi informasi seperti saat ini, Pola penyebaran Viral dapat melintas ruang dan waktu menjangkau seluruh manusia dari berbagai belahan dunia.

No comments: