http://www.blogger.com/html?blogID=18866661 Edit HTML eruan: Pejabat Negara Sebagai Brand Ambassador bagi Partai

Tuesday, January 06, 2009

Pejabat Negara Sebagai Brand Ambassador bagi Partai

Menjelang pemilu 2009, dialog antar partai ramai digelar sebagai pola pembelajaran dan sosialisasi partai bagi target audiennya yaitu calon pemilih. Setiap partai akan membeberkan visi, misi dan tak lupa janji-janjinya saat terpilih. Selain itu terdapat point penting yang juga disampaikan secara dominan pada setiap dialog yaitu portfolio kesuksesan kader yang menjabat sebagai pejabat Negara.

Portfolio kesuskesan ini menjadi unique selling prepotition yang ditonjolkan. Kesan pertama yang saya liat adalah ketidak adilan karena telah mengklaim kebijakan sukses seperti BLT atau pemberantasan KKN sebagai kesuskesan partai, karena saya melihat kesuksesan program ini adalah kerjasama dari berbagai elemen yang juga berasal dari berbagai macam partai yang berbeda.

Brand Ambassador atau personifikasi dari merek, adalah orang yang dilihat oleh target audiens sebagai personifikasi dari perilaku dan sikap dari merek. Kader partai yang menjabat posisi penting di pemerintah juga membawa identitas partai pada dirinya. Masyarakat pun memandang mereka sebagai perwakilan atau personifikasi dari partai asalnya. Konsekwensinya setiap tingkah laku dan kebijakan yang diterbitkan juga akan dilihat oleh masyarakat sebagai portfolio dari partai.

Dari sudut pandang masyarakat umum sebagai target audien, pemilih. Brand Ambassador akan berdampak saat totalitas pengabdian dan kinerja maksimal bagi rakyat, maka secara otomatis pujian dan prestasi yang diraih akan menjadi portfolio bagi partai. Citra positif ini bisa dilihat pada partai Demokrat yang mendapat wangi dari totalitas kinerja dan pengabdian Presiden SBY.

Sebaliknya citra negatif pun akan melekat saat kader partai terlibat KKN dan terungkap KPK, maka secara otomatis pula akan menjadi portfolio yang buruk bagi partai. Kasus korupsi Al Amin Nasution akan menjadi portfolio buruk bagi PPP yang diwakilinya.

Lalu bagaimana dengan partai-partai yang baru saja lolols verifikasi. Terdapat beberapa cara yang dapat kita pehatikan dari kampanye yang mereka lakukan, yaitu memilih ketua partainya sebagai brand ambassador. Seperti yang dilakukan Gerindra dengan Prabowo dan Hanura dengan Wiranto. Masyarakat tinggal mengasosiasikan Prabowo untuk mengenal Gerindra begitu juga Wiranto sebagai personifikasi dari Hanura.

1 comment:

perempuankasmaran said...

mmm....kl dari sudut pandang politik,memang hal itu sah2 aja kok,ka..sebab,memang seseorang yg duduk di kursi pemerintahan tdk bs lepas dari kepentingan partainya.memang memuakkan,tp dari segi positifnya,partai justru lebih ketat dalam menjaga kadernya.agar nama partai tak tercoreng.
sebenarnya,salah satu fungsi partai itu kan sebagai saluran kontrol kader2nya yg ada di jajaran pemerintahan.