Leher si Merah mendongak kaku, angkuh menatap tajam ke arah boneka kuning di depannya, "Berat banget nih, aku harus ngedatengin 500 pengunjung sampe sore ntar". Sontak tumpukan flyer, sepasang X-Banner dan boneka kucing menoleh ke arahnya, dari atas pun neon board dan hanging banner menatap tajam ke bawah mencari asal suara itu. Boneka kuning terperangah mendengar keluhan itu lalu menawarkan diri untuk berbagi traget "250-250 lah" ujarnya.
Tak lama berselang satu persatu pramusaji sift pagi berdatangan menggantikan teman mereka di sift malam. Mereka masuk sambil mengelus kepala boneka merah, seolah menaruh banyak harapan padanya, ajaib lehernya yang kaku mulai lentur menopang kepala angkuhnya. Ia pun mulai menarik pengunjung dengan goyang "tina toon"nya, tersenyum bangga saat satu persatu pengunjung mulai berdatangan. Seolah karena jasanya lah warung ini ramai, karena anak kecil yang suka bermain dengan goyang kepalanya lalu mengajak orang tuanya untuk makan disana, karena pengunjung senang menggoyangkan kepalanya.
Akumulasi bangga berlebihan ini membuat kepalanya kian membengkak, pipinya menggembung membatasi arah pandangnya. Ia tidak mau lagi melihat kawan-kawannya, hanya bergoyang semenarik mungkin hingga engselnya tak kuat lagi menahan beban kepalanya. Patah di akhir tahun.
No comments:
Post a Comment