http://www.blogger.com/html?blogID=18866661 Edit HTML eruan: 2010

Monday, October 25, 2010

Wonderful Monday

Senen ini seru banget, bayangpun dari semalem udah gedubrakan nyari tandeman kolaborasi. secara copywriter modalnya konsep copybase doang. nah biar maksimal makanya butuh tandeman desainer, tapi semua temen pada sibuk semua. sampe akhirnya dapet Yandri (direkomendasiin boy) udah deh dari kirim ide, sampe tadi pagi motong2 karton buat montingan, ngeprint, ngumpulin data buat form registrasi... phuuuh lega...

sebenernya satu tahap lagi sih, minta tolong pak acing nganterin paket ini ke binus di palmerah...semoga lancar jaya dah...Allahuma Amiiiin

Thursday, September 30, 2010

Positive Thinking For First Aid

Berfikir Positif bagi saya pribadi adalah :

Air bag yang melindungi saya dari sakit hati.

Rem yang menghentikan saya dari salah tuduh.

Perekat silaturahmi pertemanan dan persaudaraan.

Bahan bakar untuk tetap bergembira ria hip hip hura.

Sayap untuk terbang dan melihat dari ketinggian

Keberanian untuk mengutarakan pendapat

Kaca mata indah untuk melihat dunia

Mesin penghasil ide segar

Syukuran Buat Tuhan

SMS Lebaran Buat 2011

Ini plesetan sms yang kukirim buat jawab2in sms selama lebaran 2010 kemaren.

siapa tau bisa jadi inspirasi SMS lebaran 2011 hehehe

1.

Sebelum Mandi

Sebelum Gosok Gigi

Sebelum Cuci Muka

Sebelum Keramas

Yuks Bersihkat Hati

Di hari suci nan fitri

Minal Aidzin Wal Fa Idzin yaa

2.

Yang enak itu gule

Yang dingin itu es

Yang asin itu emping

Yang seger itu tape

Hehehe lebaran yak

3.

Gula Mateng

Pertanda Lebaran

Maapin Yak

4.

Bila Perut Terasa Kenyang

Bila Gulai Terasa Enak

Bila Sirup Terasa Segar

Berarti Lebaran

Maap-maapan yak

5.

Cinta itu masih ada

Dan gule itu masih se panci

Jadi lebaran banget

6.

Slamaat Nggule

Slamaat Ngopor

Slamat Ngupat

Iki ambu2 bakdan

Met lebaran yooo

7.

Saat kau matang

Kau beri kenikmatan

Dan saat kau nikmat

Aroma mu menyeruak

Oh gulai ku selezat maapmu


8.

Gulai Lezat nikmat beraroma

Jadi pertanda hari raya

Ketupat hadir pengganti nasi

Lebaran banget yaaaa

Maap2an yak

9.

Iyaa kadang terselip janur dalam kupat.

Tergigit lengkuas dalam gule

Tertelan sendok dalam lahap

Hehehehe

Seru-seruan lebaran ya maap2an

10.

Dengan mengucap bismillahirahmannirahim

Kita ikhlasken semua salah kita dengan tunai

Sah sah sah

11.

Gule Kambing tlah direbus

Saat aroma menyeruak

Tiada disangkal ini lebaran

Hehehe maap2an yak

12.

Dibatas nikmat dalam kenyang

Tertawan aroma gulai

Hatipun mengucap lirih

Alhamd ini lebaran

Saatnya maap2an yaaa

13.

Yeaaah with the power of

2 plate of opor

4 plate of gulai

4 piece of ketupat

I just wanna say

Please forgive me

14.

Dalam lezat gule kambing

Dalam kupat yang tersiram kuahnya

Tersirat sebersit maap dalam kenyang

Met lebaran mohon maap lahir batin

Sunday, September 26, 2010

Mati Bosen Sampe Mo Masuk Angin

Wiken di kost sendirian, anak-anak kost pada gak tau kemana… Kompas sabtu dah dibaca abis, laptop over heated (secara kamar bebas Freon) mandi sore trus shalat Ashar…terlintas buat tidur tapi hasrat bikin-bikin gak penting makin menggila. Ahirnya kuberjalan sendirian melintasi tepian taman rawa pening nan hijau… sesekali menyapa tukang ojeg yang terduduk ceria menunggu pengojeg lah…masa pembeli emang dia tukang ojeg apaan Jhehehe

Nah beberapa saat melangkah, eh kok ada Galeri Lukisan di Bendhil….setelah melihat lebih dekat ternyata bener Smarta Gallery. Yo wis nyoba masuk buat liat-liat pameran “The Quick Brown Fox Jumps Over Under The Lazy Dog” buat para pecinta coreldraw pasti langsung ngeh kalo ini pameran Typografi. Dari kacamata copywriter, typografi yang dipajang di sini “art base” banget, dimana typografi divisualkan sedemikian rupa sampai bisa memberi makna lebih dari sekedar makna dari angka/huruf.

Seperti “three step of life” di sini angka 3 dimaknai lebih dari sekedar symbol untuk kesatuan benda yang berjumlah tiga, tetapi menjadi tiga tahapan dari hidup yang menceritakan hidup seseorang dari berangkat sekolah di ujung atas, lulus, kuliah, menikah hingga dikubur di ujung bawah.

Serunya lagi waktu ketemu foundernya ada pandu dan rio. Rio yang banyak ngobrol kalo konsep awal galeri ini memang ingin difungsikan sebagai ruang publik seperti common room (bandung), ruang rupa (Jakarta) atau kedai kebun (jogja) dimana setiap orang bebas datang untuk berkumpul dan berdiskusi di sini.

Seru nih dapet tempat buat berwacana, jadi mari kita berwacana dan bergembira…hip hip horrayJ

Thursday, March 18, 2010

Ripel

Di antara hiruk pikuk pitching yang selalu memancing kami untuk bermain, sore ini aku kok ngerasa rileks banget yaaa. Memang kreatif lagi sepi ditinggal dapo cuti dan respati yang izin sakit. Sementara ferdi tengah larut dalam keasyikannya mengolah grafis dengan warna-warni cerah. Zen seperti biasa larut dalam tenang di balik applenya. Nah sesaat yang lalu sempet main ke FBnya niu yang berisi foto-fotonya sebagai model (bakal calon) Model TOP ibu kota, lalu aku main ke FBnya andit trus loncat lagi ke FBnya Upa...menelusur foto-foto sahabatku yang satu ini memang beda dengan yang lain. Seragam tambang lengkap dengan helm dan kameja berfluoresence menjadi pakaiannya saat berfoto dengan latar belakang tanah merah khas hutan kalimantan. Padahal kami sama-sama jebolan komunikasi Fisip UNS dan tekadnya menjadi PR justru yang kulihat membawanya dengan mudah berkarir di mana saja. Hingga saat lulus dan ia harus pulang ke rumah orang tuanya yang sedang dinas di kalimantan pun, sama sekali tidak menjadi penghalang baginya:) 4 thums up neng!!

Kembali ke kantorku, kami di sini tinggal ber 20 dan menikmati hiruk pikuk biro iklan setiap harinya. Meja makan di depan kulkas menjadi saksi bisu kebrutalan kami dalam membahas strategi komunikasi yang paling mustajab buat menyentuh langsung target audiens. Remote pendingin ruangan menjadi hal unik di ruangan kreatif, meski kedua merek ac ini berbeda namun mereka memiliki remote yang sama. Jadi diperlukan keahlian khusus untuk menekan tombol on pada waktu dan tempat yang tepat, kordinat melenceng sedikit bisa-bisa hanya satu saja yang menyala. Kalau sudah begini saat satu AC akan dinyalakan maka AC yang lain akan mati,begitu pula sebaliknya...Maka teruslah mencoba dengan sabar :D hehehehehe


Wednesday, March 17, 2010

Rumah Warujayeng

Merahnya senja menyambutku saat tiba di barong. Dengan senyum hangatnya Mila menjemputku dan membawaku pulang ke rumah bersahaja. Masih dengan halaman luasnya menyambutku dengan kokoh, kini dengan atap barunya yang teduh tegak berdiri memayungi semua kendaraan yang diparkir di halamannya setiap hari. Udara dingin kembali menusuk sesaat setelah senja menjelang berganti malam yang ditandai dengan kumandang adzan magrib, hangat teh semerbak mewangi dalam cangkir menjadi pengahat yang mujarab sebelum menikmati dinginnya air wudhu. Setelah berjamaah dengan Mila, ia mengajakku untuk bercengkrama bersama anggota keluarga yang lain. Luna sudah 6 bulan dan kali ini mirip dengan bayi yang di ice age itu lho, sementara mbak Sonya dan mas Tono tampak bahu membahu menjaganya dengan telaten. Selain keluarga inti di malam itu hadir pula Koh Ming yang mulai rajin melakukan Personal Social Responsibility dengan membantu merawat penduduk desa yang sakit melalui energi Chi-nya. Indri dan keluarganya pun tampak tengah duduk mengantri untuk dipijat oleh Koh Ming.

Dari kegelapan malam muncul seorang wanita mengendarai Grand, yang kemudian diperkenalkan padaku sebagai Jeng Sri. Ia sebetulnya hendak dipijat oleh Koh Ming, namun karena antrian masih panjang, Mila mengajak kami untuk menikmati pecel kertosono. Pecel pedas yang porsinya mengingatkanku pada Gultik, dimana nikmat makanannya baru terasa setelah piring yang ke dua hehehehehehe.

Kota Warujayeng mulai sepi saat jam menunjukan pukul 9, aku dan mila berjalan berdua mengitari pasar yang terletak pas di depan rumah. Kami berniat mencari pulsa Im3 buat internetan :) beberapa orang tampak masih duduk di depan rumah sementara beberapa pedagang makanan tampak masih bersemangat melayani para penikmat kuliner malam di Warujayeng.

Kuliner di kota ini mengingatkanku pada kampung halamanku di Solo, semakin malam pedagang makanannya semakin banyak. Di malam terakhir Mila mengajakku menikmati wedhang cemuwe yaitu roti tawar yang dipotong-potong diberi gula, kacang, kacang hijau dan bubur mutiara lalu disiram dengan santan panas hmmmmm terasa hangat dan ringan, namun malam itu karena kami kemalaman jadi nikmatnya cewmuwe kami seruput tanpa kacang hijau dan bubur mutiara :)

Dinginnya malam di Warujayeng memang menawarkan sejuta kisah yang selalu kurindu, kesederhanaan yang bersahaja jauh dari hiruk pikuk kota dengan tingkat polutan yang begitu tinggi.


Friday, February 05, 2010

Rumah Dara

Sembilah puluh menit menahan nafas bersama gergaji mesin yang berputar menyeringai memamerkan geriginya yang tajam untuk memuncratkan cairan merah segar. Alunan mendayu keroncong yang mengiringi setiap teror membungkam erangan kesakitan saat pisau-pisau tajam mulai menyayat kulit dan sedikit demi sedikit mengupas daging segar hingga cairan merahnya mengalir perlahan.

Sesaat aku tertegun melihat sajian artistik bergaya art nouveu kolonial belanda di dalam rumah yang berdiri kokoh sejak era 1880an. Potongan kepala binatang yang diawetkan dipajang berjejar berdampingan dengan berbagai senjata api dan tajam kuno. Pada bagian tengah terdapat sebuah proyektor film seluloid menayangkan sebuah rekaman dokumentasi keluarga. Tampak tiga anak yang tekun mempelajari anatomi tubuh manusia, gambar selanjutnya adalah seorang pria yang diikat di kursi dengan kepala yang ditutupi kantung kresek. Sesaat kemudian anak-anak itu mendekati pria tersebut, kemudian seorang ibu melangkah mendekati ke tiga anak tersebut kemudian membukakan gulungan kain yang berisi berbagai pisau daging.

Tusuk konde hitam tajam berbahan logam dengan ujung yang membentuk lingkaran tampak anggun menjaga gulungan rambut Dara. Rambut yang hitam itu tiba-tiba tergerai seiring dengan cairan merah yang kembali membasahi lantai. Ujung tajam logam hitam itu mulai menyentuh kulit dan terus menusuk daging segar, begitu jelas dengan warna merah kehitaman saat logam itu berputar menyayat luka yang lebih lebar.

Lantai marmer yang kokoh dan dingin tampak licin dan anyir, warnanya yang putih gading perlahan mulai menjadi merah tua. Di beberapa bagian tampak menggumpal terkena udara dingin malam itu, namun lelehan merah tua itu terus mengalir perlahan dan terus bertambah sepanjang sembilan puluh menit yang mencekam.



Thursday, February 04, 2010

Los Brengos

Semut beriring yang melintas di antara bibir atas dan hidung kami kini mulai bergerak acak, barisan yang rapi itu perlahan mulai chaos seiring dengan penambahan massa yang berkali-kali lipat. Kondisi ekstrim tetap dimiliki Rully, melingkar panjang di sudut kanan dan kiri, kedua aku dengan ketebalan di bagian tengah lalu wawan walaupun jarang namun tampak sedang chaos sekali. Kami pun membahas kenyamanan dalam merawat peternakan semut ini, satu tips yang diwejangkan Rully pada kami adalah jangan melirik kerok jenggot di super market. Tips ini cenderung manjur untuk menguatkan tekad dan kami pun segera merapatkan barisan serta menyatukan langkah demi Los Brengos.

Sebuah identitas counter culture terhadap metroseksual yang sedang mendominasi belantika dandanan pria. Kami mengadopsinya dari penjual tesate dengan gaya kumis legendarisnya itu. Menebal di tengah dan melingkar di bagian tepinya. Menjadi trend setter bukan hal mudah, selalu dibutuhkan upaya berkali-kali lipat untuk menjadi pioneer.

Kami berkumpul malam ini di warung makan yang memiliki nama mirip toko besi. Indah Jaya, sebuah brand name gaya sansakerta untuk mengkomunikasikan obsesi sang pemilik merek. Perbincangan mulai berlangsung seru saat membahas belantika di kancah perkumisan beserta ide-ide yang tercetus dari photo session, bikin t-shirt hingga membuat group di facebook.

Rembug poro brengoser ini berakhir tepat di jam 9 saat rully menyadari semakin menipisnya persediaan angkot menuju rusun. Kami pun kembali ke peraduan masing-masing dengan wajah bersahaja, gemah ripah wibawa mukti.




Wednesday, February 03, 2010

Pensil Terbang

Gang Pancasila kulalui dengan vespa merahku, gang sempit yang hanya bisa dilalui dua motor ini membelah hunian padat penduduk di Gondomanan. Aku terus menyusuri ke arah kali Code, hingga menemui studio seni yang damai diantara hiruk pikuk Yogyakarta, berwarna mencolok dengan perpaduan desain arsitektural Bali dan Jawa.

Seorang sahabat yang selalu memiliki antusias untuk bermain tinggal di sini. Sapaannya yang ramah selalu menyambutku untuk mulai berdiskusi panjang. Biasanya dengan ditemani segelas teh hangat kami mulai bercerita tentang karya, saat sebuah ide muncul memicu hasrat serta semangat untuk bermain, mewujudkan fantasi imajiner yang terus melayang di kepala. Setiap detil bentuk terus bermunculan seiring dengan tangan yang mulai membuat cetakan lilin. Paduan bentuk minimalis dengan komposisi warna es krim batang rasa buah berisi kerang-kerang cantik menjadi hasil kerja seni yang mendominasi tempat itu.

Mas Andi masih mirip Pak Sumbo kah?




Dikunjungi Jogja

Benakku kembali melayang ke ruko tepi kali Code. Sesaat setelah memarkir vespa merahku, ambil absen lalu menunggu satu persatu mahasiswaku masuk ke kelas. Copywriting Class begitu kami menyebut acara tersebut, sebuah ajang diskusi iklan di Modern School of Design yang berbobot 2 SKS. Iklan menjadi topik utama yang kita bedah dalam 25 sudut pandang, kadang beberapa sudut pandang baru bergabung belakangan karena mereka baru datang ke kelas. Di sini kita mencoba menyadari keberadaan iklan hingga produk yang selama ini mereka beli secara inersia. Diskusi kadang berlangsung menyenangkan satu persatu dari mereka mengutarakan opininya tentang sebuah produk, pengalaman pribadi hingga testimoni menjadi bumbu menyenangkan saat mereka memaknai sebuah iklan. Masih dalam konteks yang sama siang ini, mereka datang mengunjungiku. Senang rasanya melihat kembali wajah-wajah segar penuh ide yang siap diledakkan, darah-darah muda yang haus segarnya jus kreatifitas dan semangat berapi-api untuk bermimpi merubah dunia. Mereka berkumpul di garasi kantor di selatan hiruk pikuk ibu kota, kembali berdiskusi, tertawa bersama merasakan pijar-pijar mereka yang perlahan mulai bersinar terang
Matur suwun sampun dugi dateng Double Tape

PPD

Nafas memburu diantara raungan gas yang mengerang garang melalui lintasan trayek mengejar target setoran harian. Lengkingan suara kenek berteriak lantang menawarkan pemberhentian berikutnya. Manuver cepat dan lihay pun dilancarkan untuk melesat cepat melintasi rintangan kemacetan yang terus menghampiri tanpa henti. Fluktuasi percepatan dan perlambatan terjadi begitu ekstrim meningkatkan adrenalin untuk berfikir cepat mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi.
Dipicu rocknroll sangat cadas di telingaku.

Pemakzulan

makzul v berhenti memegang jabatan; turun takhta;
memakzulkan v 1 menurunkan dr takhta; memberhentikan dr jabatan; 2 meletakkan jabatannya (sendiri) sbg raja; berhenti sbg raja;
pemakzulan n proses, cara, perbuatan memakzulkan

Sekedar penasaran membaca beberapa headline berita banyak menggunakan kata ini, nah secara definisi pemakzulan ini secara bebas bisa disinonimkan dengan kudeta. Hmmm indahnya keragaman bahasa Indonesia mulai dapat kurasakan, tentu pemakzulan secara rasa berbeda dengan kudeta. Pemakzulan terasa lebih halus dan lebih sopan.




Tuesday, February 02, 2010

Mall Ambassador

Mengunjungi sebuah tempat untuk yang pertama kalinya begitu menarik bagiku. Sensasi dari debaran takut nyasar dipadu dengan tanpa gambaran biasanya akan memicu otakku untuk membuat fantasi deskripsi tempat tersebut. Ba`da magrib ini aku akan menepati janjiku mencarikan tiket Air Asia ke jogja dan counter terdekat adalah Carrefour Mall Ambassador.

Petualangan ini diawali dengan bantuan Pak Amat yang rela mengantarku dengan motornya ke Mall Ambassador. Kelihaian Pak Amat dalam menembus kemacetan Jakarta di saat jam pulang kantor memang tidak diragukan lagi, namun membawa penumpang dengan kaki panjang sama sekali tidak diperhitungkannya. Jadi mataku dipaksa awas untuk mengamati setiap manuvernya dalam menyelip-nyelip. Entah sudah berapa kali dengkulku hampir menghajar mobil, motor atau pengendaranya. Sesampainya di sana tidak terlalu menarik…yeaaaah just the ordinary mall.

Sunday, January 31, 2010

Metromini Pit Stop

Erangannya yang menggelegar bersahutan seolah tak sabar untuk segera berlari di lintasan ruas-ruas kemacetan Ibu Kota. Saat ini merupakan angka merah terakhir di bulan pertama 2010, tanggal merah adalah hari berjalan-jalan bagi semua pekerja yang berarti para kernet akan sibuk bekerja ekstra mengundang penumpang dengan berteriak-teriak lebih kencang dari teriakan kernet lain, jeritan klakson yang melengking panjang serta alunan dangdut treble version dari penjual mp3 dan vcd bajakan. Semuanya berlomba untuk menonjol agar penumpang penuh dan metromini pun akan segera mengambil ancang-ancang untuk melesat. Berlari sesegera mungkin mengantarkan para penumpang ketujuannya dan kembali ke Pit Stop untuk mengangkut penumpang berikutnya. Mobilisasi pekerja kelas menengah ini memang cukup menggiurkan, dengan posisi di bagian bawah segitiga Muslow ditambah keluarga mereka menjadi jumlah yang menjadi alasan para metromini untuk meningkatkan jumlah lap yang dapat diraih dalam satu hari.



Saturday, January 30, 2010

Al Quran

Ku paksa mataku untuk bergerak melawan arah baca yang diajarkan di sekolah, sebaris huruf yang saling sambung menyambung ku eja satu persatu dengan panduan garis lurus di atas dan di bawah, tanda mirip koma besar di atas hingga tanda yang kata guru ngajiku seperti sisir di atas. Huruf-hurufnya pun unik, berbeda dengan yang diajarkan di sekolah. Memang sih beberapa ada yang sama dengan diajarkan di pelajaran Bahasa Indonesia, tapi bunyinya berbeda. Proses membacanyapun bertahap dimulai dari huruf-huruf yang berbaris tiga-tiga dengan tanda berbeda-beda , lalu tiga huruf disambung menjadi sebuah kata, lalu kata-kata tadi dirangkai menjadi sebuah kalimat. Hmmm cantik sekali karakter arab yang kuat tersaji dari huruf-hurufnya yang unik, lebih merdu lagi jika guru ngajiku yang melantunkan. Seolah angin surga mendinginkan suasana dan meredakan suara gaduh kawan-kawanku yang saling bercanda. Berbagai metoda belajarnya pun telah kukhatamkan dari juz`ama hingga Iqra dan hingga saat ini aku mulai lancar membaca Al-Quran walau dengan menghajar pakem tajwid yang berlaku.

Siang tadi aku mengobrol dengan kawanku, entah kenapa sabtu siang ini begitu panas. Kami pun memutuskan untuk menikmati teh Tong Jie di food court Plaza Semanggi. Dia bercerita tentang seorang pria Yahudi yang menjadi kaya raya saat menemukan kota milik kaum Nabi Luth yang dibenamkan Allah, saat ia temukan tentu telah beribu-ribu tahun lamanya dan kini telah menjadi ladang minyak. Petunjuk ini ia ambil dari sejarah yang dibacanya dari Injil dan sejarah ini juga ada di Al Quran. Sejenak aku termenung dan aku merasa ada yang terlewat dalam hidupku, dimana telah bertahun-tahun aku membaca Al Quran namun tidak pernah tau apa isinya, apa makna dibalik indahnya tautan huruf-huruf Hijaiyah dan merdunya suara guru Ngajiku?



Friday, January 29, 2010

Bukan “nanti gimana?” hajar ajah “gimana nanti!”

Bismillahirahmanirahim, segera wujudkan mimpimu. Jangan terlalu banyak bertanya “nanti gimana?”, Allah akan meridhai niat baik mu dengan limpahan rezeki. Tetap semangat, positif dan bersyukur.

-inspired by rurry true story-



Metromini Race

Sosoknya bongsor dengan suara menggelegar kembali berlari melesat setelah sesaat berhenti untuk menaikan penumpang. Dengan nafas yang menderu ia kembali mengejar posisinya yang sempat tersusul saat berhenti tadi. Saat jarak semakin dekat, ia pun mencari celah untuk menyalip. Suaranya yang kian mengerang ganas mulai memperjelas kondisi ketatnya persaingan berpadu dengan egoisme lawan untuk tetap di depan bertabur bumbu manuver-manuver yang dilancarkan ke segala arah.

Kompetisi harian ini juga menyisakan kekalahan, malam ini di sisi pembatas jalan yang porak poranda, aku melihat satu dari mereka yang tengah berhenti terengah-engah. Terdiam meratapi nasib keluar dari kompetisi, meratapi waktu dan sisa tenaga yang sebetulnya masih dapat dimaksimalkan untuk meraih kesempatan menjadi juara. Sebuah mobil Derek kulihat tengah menancapkan rantai dan kaitnya, menuntunnya memperoleh pengobatan tradisional yang sudah cukup lama dikenal mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, ketok magic.

Besar Pasak Daripada Tiang

Gelap malam menjadi gemerlap oleh warna-warni lampu pertokoan di sepanjang pasar bendhil. Aku dan ke dua kawanku menikmati hiruk pikuk pekerja kasar Jakarta yang sibuk membelanjakan upah mingguan yang baru didapat tadi sore. Demo ketajaman pisau dalam mengiris berbagai jenis sayuran menjadi perhatian pengunjung. Namun mataku tertuju pada pedagang jam yang menggelar berbagai merek jam tangan, harga yang ditawarkan pun woaaw. Bayangkan untuk jam dengan model jarum sederhana merek Swiss Army, Rado, Guess tanpa penunjuk tanggal dan bulan setelah ku tawar bisa kutebus dengan harga seporsi nasi goreng Solaria.

Seaat kemudian Swiss Army Nasi Goreng ini pun sudah bertengger di tangan kiriku, mulai menjadi Gadget yang menemani detik demi detik kehidupanku. Aku mulai senang menandai waktu dengan melihat ke kiri bawah. Ooo aku biasanya sudah mulai ngantuk jam segini..Ooo aku mulai kangen pacarku jam segitu..dan Ooo seterusnya. Esok paginya Ooo itu pun berlanjut Ooo aku bangun pagi jam… kok jam 3 pagi cahaya jendela terang banget, kuperiksa jarum yang paling tipis kok tidak bergeming. Kucoba menarik tuasnya dan mencocokkan waktu dengan ponsel ku dan tetap tidak bergeming, kucoba goyang-goyang namun tetap saja mati hehehehe hipotesis pertamaku “Ketiadaan energy yang bersumber dari batre yang kosong akan menyebabkan jam tidak beroprasi”

Untuk membuktikan hipotesisku, aku pun segera meluncur ke kios jam di Plangi. Benar rupanya tanda-tanda kehidupan mulai berdetak saat suplai energy dari batre baru disuntikkan kedalamnya. Dengan wajah berbinar aku pun menanyakan ongkos ganti dan harga batre dan sesaat aku terperangah sambil membayar harga seporsi nasi goreng Solaria ditambah segelas orange juice ke pemilik kios jam.



Thursday, January 28, 2010

Sahabat

Dia datang bergabung dengan raut melodrama yang menguras air mata, awan mendung yang menyelimuti hatinya hadir di tengah hingar bingar kegembiraan reuni kecil teman-teman semasa kuliah.

Ia mencoba menahan, namun mendungnya malah semakin hitam. Kalau saja ia tidak menumpahnya mungkin air mata akan segera mengalir deras dari matanya.

Kisah ini kembali berulang menjadi lingkaran yang berputar vertical, menjadi siklus kebahagiaan di atas dan kenestapaan pada bagian bawahnya. Ceritanya kembali berulang mengundang senyum simpul ku, entah karena kenyang benderang atau simpati kami sudah menipis untuknya. Episode kisah yang terlalu mudah untuk ditebak, selalu berulang dengan kecepatan yang berbeda. Cepat atau lambat, mari kita bertaruh :D

Wednesday, January 27, 2010

kemepul teh sore

Warna merah kecoklatan tersaji hangat dengan aroma wangi perkebunan kemuning nan segar. Menyeruak dari gelas bening hingga seketika kinerja otak berfantasi menyusuri lereng pegunungan hijau, Wangi ini terus menggoda hidung untuk mengkoordinasikan tangan dan mulut, saat berikutnya adalah rabaan hangat yang menjulur dari tangan lalu mulai membasahi lidah. Mengecapkan manis dan pahit getir dalam hangat yang kembali menjalar menuju tenggorokan hingga terasa merata di dalam perut. Suara air teh yang diseruput perlahan oleh bibir itu masih saja terngiang seiring dengan sisa hangat di bibir. Kali ini kan kupastikan hangat yang sama kembali ku kecap, hembusan udara lembut ditiupkan mulut merebakkan aroma dingin pegunungan ke hidung. Ritual berikutnya kembali terulang, manis dan pahit getir itu kembali membasahi tenggorokan dan menyisakan sensasi getir menggetarkan lidah untuk beberapa menit. Aku kembali mengulang hingga rasa getir semakin terasa kuat seiring dengan ampas teh yang mulai tampak mendominasi isi gelas.