http://www.blogger.com/html?blogID=18866661 Edit HTML eruan: September 2008

Wednesday, September 10, 2008

Kenapa Harus Takut Beda

KPU sedang mendiskusikan cara baru dalam pemilihan umum nanti. mereka sedang menggodok cara pemilihan suara, tidak lagi mencoblos tapi mencontreng. Alasan yang disampaikan salah seorang anggota KPU adalah konon hanya dua negara di dunia yang mencoblos yaitu Indonesia dan kamerun dan sepertinya saat ini hanya satu. Wah saya bangga sekali sebagai warga negara Indonesia, karena hanya kita lho yang masih mencoblos. Bayangkan poster-poster kampanye dengan gambar logo partai yang dicoblos paku besar akan menjadi poster legendaris yang hanya ada di Indonesia.

Brand Communication yang Cerewet dan Efisien

Diskusi ini dimulai di kostnya rokkin beberapa minggu kemarin, jadi ceritanya dia lagi mbikin iklan buat Sanko (itu lho minyak goreng yang bisa diminum..diminum diminum, harus 3 kali kata rokkin biar manteb:) hehehehe. Nah dia njelasin kalo iklan ini emang butuh pesen banyak setiap kali di placement di setiap media, secara dari jaman se tim dulu kita paling benci kalo ngerjain iklan yang cerewet.

Kebetulan minggu ini materi kuliah ku membahas fungsi iklan dari informative, persuasive, reminder dan reinforcement yang bakal kuulang 5 kali di 5 kelas berbeda. Kalau kita lihat fungsinya secara logika merupakan urutan dari komunikasi sebuah merek dari mulai

1. Informative : tujuannya memperkenalkan produk atau fitur baru dan mendapat brand awareness yang bagus di pangsa pasar. Asumsi pengiklan adalah pangsa pasar sama sekali belum mengenal produk ini dan targetnya mereka jadi tahu dan ada keinginan buat beli atau minimal pengen tau lebih. Pesan yang ditonjolkan pada tahap ini adalah keunggulan produk/fitur baru disertai informasi lebih identitas produk/fitur baru.

2. Persuasive : tujuannya untuk membuat transaksi pembelian pada pangsa pasar. Asusmsi pengiklan pangsa pasar sudah punya kesadaran merek, bisa dilihat dari kemampuan mereka untuk mengenal produk yang kita iklankan sebagai bagian dari kategori tertentu. Maka dari itu kita mendorong pangsa pasar untuk membeli produk kita. Pesan yang disampaikan pada tahap ini adalah strategi promosi yang bisa merangsang pangsa pasar, seperti harga murah, beli 2 dapat tiga atau bahkan paket liburan untuk setiap pembelian produk.

3. Reminder : tujuannya untuk mengingatkan pangsa pasar dan tetap merangsang pembelian produk. Asumsi pengiklan adalah pangsa pasar sudah pernah membeli produk minimal sekali untuk mencoba, maka dari itu mereka harus diingatkan untuk kembali membeli produk kita untuk memenuhi kebutuhannya. Pesan yang disampaikan pada tahap ini adalah keunggulan produk, hanya saja identitas produk biasanya cukup diwakili dengan logo produk.

4. reinforcement : tujuannya untuk meyakinkan pangsa pasar bahwa produk yang mereka beli adalah produk yang tepat. Asumsi pengiklan adalah pangsa pasar sudah mencoba dan puas terhadap produk, untuk itu perlu didorong ke arah brand loyalty. Pesan yang disampaikan pada tahap ini adalah kepuasan produk, biasanya disampaikan dalam bentuk testimonial atau pesan-pesan emosional yang lebih diarahkan pada pembentukan jiwa dari brand tersebut.

Nah dari sini saya mendapat benang merah bahwa iklan dengan pesan cerewet ternyata dibutuhkan pada tahap informative karena sebagai pengiklan, kita harus mengenalkan produk baru kepada konsumen.

Diskusi kedua berlanjut kenapa Iklan KR sulit untuk menembus Citra Pariwara, walau beberapa kali mendapat penghargaan di Pinasthika. Kita menduga konteks KR sebagai produk koran tidak menyampaikan pesan fungsi produk koran pada umumnya seperti : mengupas tuntas, menyajikan lebih dalam atau cover both side. Hal ini membuat juri bingung dan efeknya tidak pernah lolos ke finalis. Jika saya kaitkan dengan fungsi iklan diatas KR telah mencapai reinforcement maka iklannya lebih ke arah penguatan karakter brand soul, karena pangsa pasar KR adalah pembaca yang berumur 40 tahun ke atas dan rata-rata merupakan pembaca loyal. Solusi yang sedang saya bayangkan adalah penguatan karakter brand soul dengan penyampaian yang masih dalam konteks fungsi produk.

Saturday, September 06, 2008

Lets Build Our Personal Brand.

Materi ini sering saya sampaikan di seminar-seminar kreatif yang notabene lebih mengutamakan portofolio sebagai nilai tawar. Namun Personal Branding dapat diadopsi oleh semua orang dengan cita-cita kariernya masing-masing.

Personal Branding sebenarnya adalah sebuah idealisme untuk mencoba mengimani sebuah cita-cita secara konsisten dan berkelanjutan. Konsep dasar dari Personal Branding saya angkat dari model komunikasi milik Aaker yang dipublikasikan dalam bukunya Brand Management, 1991. Secara sederhana Aaker menyebutkan bahwa Ekuitas Merek itu akan dipengaruhi oleh Asosiasi Merek, Kesadaran Merek, Kualitas yang di harapkan, Loyalitas Merek dan Pengakuan/Prestasi.

Ekuitas Merek adalah nilai personal kita dengan indikator yang paling mendasar adalah jumlah nominal yang kita peroleh setelah menyeleasikan sebuah pekerjaan. Ekuitas Merek yang tinggi adalah refleksi dari tingginya Asosiasi Merek, Kesadaran Merek, Kualitas yang di harapkan, Loyalitas Merek dan Pengakuan/Prestasi yang dipersepsikan oleh masyarakat.

Mari membangun personal brandmu sendiri :

1. Asosiasi Merek. Adalah kemampuan konsumen mengkategorikan sebuah brand kedalam kategori produk tertentu. Pada tahap pertama ini silahkan Anda ingat-ingat apa obsesi / cita-cita yang Anda idam-idamkan sejak kecil, gunakan pertimbangan sederhana karena Anda selalu merasa senang saat mengerjakan pekerjaan ini. Contoh bagi Anda yang memilih

  • fotografer karena Anda senang melihat ekspresi orang.
  • Astronot karena obsesi Anda untuk memijak bulan
  • Camat karena Anda senang memimpin
  • Public Relation karena Anda senang berinteraksi dengan orang banyak
  • Copywriter karena Anda senang menulis
  • Graphic Designer karena Anda senang menggambar

2. Kualitas yang Diharapkan. Adalah harapan konsumen pada sebuah brand. Untuk memenuhinya pada tahap ini mari kita mempersiapkan diri dengan mengidolakan role model, memperkaya referensi dan banyak mengakses informasi terkini seputar asosiasi merek yang Anda pilih. Pastikan sekecil apapun aktifitas Anda memiliki korelasi yang kuat dengan asosiasi merek yang Anda pilih, seperti mulai mengisi waktu luang anda dengan hunting foto sebagai hobi fotografer atau bekunjung ke pasar-pasar becek untuk mengamati ekonomi kerakyatan sebagai hobi seorang calon camat. Proses inti dari tahapan ini adalah proses belajar, dimana dapat dilakukan secara formal (atotiodak). Proses belajar disekolah atau kampus dengan jurusan spesifik yang sesuai dengan asosiasi merek Anda.

· Fakultas Media Rekam untuk Fotografer

· Fakultas Astrology (lho kok kaya ramalan bintang) untuk Astronot

· STPDN atau sekarang IPDN atau Fisip jurusan Administrasi Negara, Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik untuk menjadi seorang Camat.

· Ilmu Komunikasi di Fisip untuk seorang PR

· Sastra dan Ilmu Komunikasi di Fisip bagi Copywriter

· Desin komunikasi Visual untuk seorang Graphic Designer

Namun selain jalur formal ada juga jalur non formal (otodidak) yang sama efektifnya, hanya saja karakteristiknya berbeda untuk lebih jelasnya silakan download bajigur kreatif edisi otodidak atotidak, nah di jalur ini ada :

· Short Course seperti workshop dan seminar yang biasanya langsung dibawakan oleh praktisi.

· Perpustakaan, sumber referensi buku, majalah dan artikel di internet dapat diakses dengan mudah secara personal kapan saja.

· Film, November Rain dan Victor Vogel the Comercial Man dapat dijadikan referensi bagi Anda yang ingin menjadi copywriter. Death Poeth Society dan School of Rock bagi Anda yang ingin menjadi seorang guru/dosen, Bomb The System bagi Anda yang ingin menjadi Bomber dengan karya grafiti yang tersebar diseluruh penjuru kota dan Thankyou For Smooking bagi anda yang ingin menjadi seorang public Relation.

· Forum diskusi, saling berbagi dan saling belajar menjadi keuntungan lebih saat Anda bergabung dalam forum-forum diskusi baik secara on line di dunia maya dan offline di sekretariat unit kegiatan mahasiswa.

3. Kesadaran Merek adalah mata rantai yang menghubungkan antara merek dengan asosiasinya, kesadaran merek ini akan bekeja optimal saat konsumen membutuhkan sesuatu maka kesadaran merek akan mengkaitkannya dengan merek kita. Dalam Personal Branding tahap ini adalah saatnya unjuk gigi dan pastikan semua orang tahu siapa Anda. Personal Promotion ini hampir sama dengan promosi pada produk seperti

  • URL pribadi baik itu web atau blog, menjadi tempat Anda mengaktualisasikan diri. Sebagai galeri karya-karya Anda atau sebagai jurnal aktifitas Anda atau kumpulan artikel yang Anda tulis. Segera buat dan biarkan google menuntun setiap orang yang akan menjadi konsumen Anda.
  • Forum Diskusi, selain tempat belajar, dapat juga menjadi tempat aktualisasi diri.
  • Sayembara, selain menantang kita untuk berkarya sayembara juga menjadi ajang aktualisasi diri agar masyarakat mengenal kita. Saat ini banyak sekali sayembara yang mengumumkan semua peserta tidak hanya nama-nama finalis. Hal ini menjadi ajang promosi yang berguna bagi kita.

4. Pengakuan/prestasi, pengakuan dari masyarakat yang diapresiasikan melalui sertifikasi dan penghargaan. Dalam personal Branding sertifikasi adalah pengakuan diberikan oleh kampus, sekolah atau short course sementara itu penghargaan adalah pengakuan yang diberikan dari sayembara dan lomba.

5. Loyalitas Merek adalah seberapa besar keinginan konsumen untuk beralih ke merek lain. Dalam personal branding tahap ini menjadi perjuangan kita untuk memuaskan konsumen. Cobalah berfikir dalam jangka panjang dimana konsumen dalam jangka panjang adalah partner yang akan berinteraksi dengan kita untuk semua kebutuhannya. Jadi jaga hubungan personal Anda dan berbicaralah secara informal